Thursday, February 4, 2021

Berdoa, atau Berusaha Dulu?

Banyak orang tahu umumnya ada 3 tahapan untuk menggapai sesuatu, yaitu dengan berdoa, berusaha, dan pasrah kepada Allah. Tapi, banyak juga yang melakukannya dengan berusaha, berdoa, lalu pasrah. Lalu apa bedanya dengan 2 urutan ini? Ini penjabarannya berdasarkan hasil pengamatan dari beberala sumber.

Banyak manusia yang sudah dari zaman dahulu berpikir mereka hebat, lalu muncul kesombongan yang tidak disadari. Definisi dari berusaha adalah melakukan satu atau lebih usaha untuk mencapai satu atau lebih tujuan. Sedangkan berdoa adalah kegiatan merendahkan diri kepada Allah karena sadar segala kuasa hanya milik Allah. Jadi kira-kira, berdoa dulu, atau berusaha dulu?

Seperti ajaran islam, segala sesuatu dilakukan dengan berdoa. Saat ingin makan, ingin berpergian, ingin bercermin, ingin memakai alas kaki, bahkan saat ingin ke kamar mandi. Di dalam ajaran islam, ada beberapa tempat dilarang berdoa, salah satunya yang penulis tahu adalah kamar mandi. Jadi jika kalian salah satu yang meyakini berusaha dulu dari berdoa, bagaimana caranya berdoa untuk masuk kamar mandi jika sudah melakukan usaha untuk masuk ke kamar mandi?

Beberapa orang menolak pendapat ini dengan beberapa cara. Salah satunya dengan membedakan satu dan lain kegiatan atau keinginan. Seperti kegiatan lainnya adalah mencari jodoh, karena di usia penulis ini mesti banyak orang diberikan pertanyaan tentang waktu untuk menikah. Banyak orang berpendapat bahwa bagaimana mungkin menikah dengan orang yang tidak kita kenal sama sekali? Berdasarkan talbis iblis tadi, orang-orang berpacaran dulu untuk mengenal satu sama lain, lalu berdoa agar berjodoh, dan berharap bisa menikah satu saat nanti dengan pasangan yang saat ini sedang bersama. Di tengah perjalanan pacaran, salah satu dari pasangan tersebut bisa saja berdoa kepada Allah, meminta agar diberikan jodoh yang jujur, dan setia. Yang pendoa tersebut tidak ketahui adalah ternyata pasangan tidak sahnya itu tidak jujur, apalagi setia. Maka bisa saja setelah menghabiskan banyak waktu berpacaran, menabung banyak sekali catatan dosa, jodohnya digantikan Allah dengan pasangan yang jujur dan setia yang pernah didoakan orang tersebut. Jadi apakah masih mau berusaha dulu?

Contoh kejadian selanjutnya adalah dengan wabah yang ada dari tahun 2020 lalu, yaitu COVID-19 atau CORONA. Banyak sekali orang takut dengan penyakit ini, banyak sekali. Di berbagai media jelas terpampang banyak berita kematian. Yang banyak orang tidak sadari atau bahkan ingkari adalah tidak semua berita kematian itu karena penyakit ini. Ada yang kecelakaan lalu lintas, ada yang terbunuh saat perang, ada yang terkena bencana alam, bahkan ada yang tadinya sehat tiba-tiba meninggal. Tetapi, sedikit sekali dari penduduk bumi zaman ini yang di saat awal merasa sakit berdoa dulu kepada Allah agar setiap langkah ikhtiar yang dilakukan diberikan jalan untuk kesembuhannya. Sedikit sekali orang yang saat ada gejala sakit yang pertama kali dihubungi langsung dokter, padahal yang menurunkan sakit dan kesembuhan hanyalah Allah. Banyak yang sudah datang ke dokter, dirawat, lalu lupa berdoa meminta kepada Allah, lalu ikhtiarnya sia-sia.

Dengan mendahulukan berusaha dibanding berdoa dulu seperti menunda sesuatu yang benar untuk sesuatu yang terlihat baik. Kegiatan menunda ini, adalah salah satu cara setan untuk menjauhkan manusia dari kebenaran. Misalnya saat adzan, setan selalu membisikan untuk menunda shalat dan meneruskan kegiatan yang sedang kita kerjakan, misalnya saat sedang bekerja. Manusia lupa untuk menyandarkan segala sesuatunya kepada Allah terlebih dahulu agar setiap usaha yang dilakukan dalam rangka ikhtiar bisa mendapat ridho dari Allah untuk hasil akhir yang seorang tersebut ingikan.

Yang paling indah dari semuanya, Allah adalah zat yang maha penerima taubat hamba-hambanya. Allah tidak mempermasalahkan masa lalu hamba-Nya selama nyawa hamba-Nya belum sampai ke kerongkongan, maka Allah senantiasa menerima taubat hamba-hamba-Nya. Lalu

Thursday, November 1, 2018

20+

Umur 20 tahunan adalah masa-masa manusia mencari kehidupannya sendiri, setelah mencari jati diri di masa sekolah. Usia ini adalah usia untuk mempelajari kehidupan yang sesungguhnya dimana di usia segini banyak orang yang memikirkan nafkah, atau bahkan memikirkan anak istrinya. Usia ini adalah usia dimana banyak orang merintis kehidupan mandirinya dan mencoba bertarung di dalam kehidupan seorang diri.

Manusia sesungguhnya selalu membutuhkan orang lain. Tetapi tidak sedikit juga orang yang merasa sendirian. Ada orang yang hampir memiliki semua yang diimpikan orang, tapi orang tersebut tidak bahagia. Ada juga orang yang hampir memiliki semua yang tidak pernah diharapkan orang lain tetapi justru orang tersebut merasakan kebahagiaan. Sesungguhnya hidup ini adalah teka-teki yang masih belum bisa saya pecahkan. Terkadang logika yang terbatas sulit untuk memahami roda kehidupan yang selalu berputar.

Terkadang hidup mempertemukan dengan apa yang kita tidak sukai untuk belajar mengerti. Terkadang hidup mempertemukan yang seperti itu demi perubahan yang baik untuk diri kita sendiri. Terkadang manusia harus terjatuh dulu untuk bisa bangkit. Terkadang manusia harus merasakan kehilangan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik di masa mendatang. Terkadang kita harus berbagi untuk mendapatkan sesuatu yang lebih. Terkadang hidup terasa tidak cukup padahal banyak orang yang lebih terpuruk. Terkadang hidup terlalu banyak keinginan dan mengabaikan kebutuhan. Terkadang banyak terjadi kesalahan untuk mengetahui kebenaran. Terkadang kita harus melihat orang lain bahagia dan ikut merasakan kebahagiaan mereka meskipun kita dalam keadaan sempit. Terkadang hidup selalu membutuhkan pengertian dari masing-masing manusia. Meskipun seringkali logika dan perasaan manusia selalu sulit untuk memahaminya.

Habis gelap terbitlah terang. Tidak selamanya mendung itu hujan. Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. Esa hilang dua terbilang. Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga. Hidup ini penuh teka-teki. Kelebihan manusia dari lahir adalah manusia diberikan pilihan. Dan manusia seringkali memilih ke jalan yang salah. Di saat yang lain takut tidak amanah diberi tanggung jawab, manusia dengan tegasnya ingin mengemban tanggung jawab tersebut. Banyak orang yang ingin menjadi pemimpin padahal pemimpin akan banyak bebannya pada saat tiada kelak. Banyak orang yang merasa kekayaan adalah segalanya padahal nanti kekayaan kita akan ditimbang. Banyak orang yang merasa kehidupan adalah segalanya padahal nanti kita juga akan tiada.

Belajarlah selagi masih diberi waktu.

Friday, March 17, 2017

Kesalahan

Udah lama engga nulis blog. Orang-orang juga udah pindah ke vlog. Mungkin blog juga udah mulai engga diminatin kali ya untuk orang yang nulis cerita. Selain itu, hidup yang saya rasa semakin datar. Saya terlena dengan nyamannya posisi saya sekarang. Dan ini adalah sebuah kesalahan. Bergeraklah maju. Karena sungguh rasa bersalah karena kesalahan itu tidak akan nyaman buat hari-hari kita. Jangan pernah ingin melakukan kesalahan. Karena ini adalah...

K E S A L A H A N

Sunday, November 15, 2015

Sulit

Terlalu sulit mengerti orang lain saat merasa diri sendiri tidak ada yang mengerti. Terlalu sulit menerima hidup itu santai dan mudah saat melihat kejahatan ada di depan mata. Terlalu sulit menaati peraturan saat di sekitar kita sendiri melanggar peraturan. Terlalu sulit memberi saat diri sendiri merasa tidak cukup. Terasa sulit menghadapi kenyataan saat diri sendiri hidup di kehidupan yang semu. Terlalu sulit merima kehadiran orang lain di saat diri sendiri merasa tidak ada yang menerima.

Thursday, November 12, 2015

Membuat Dunia Tempat yang Lebih Baik

Antara aturan dan kebiasaan buruk memang seringkali sulit disatukan. Melihat sebuah kehidupan yang terlihat indah dan begitu berwarna ternyata tidak senyaman yang di pikiran kita. Iri hati pada kehidupan orang lain yang berkecukupan karena kita melihat mereka bahagia, padahal sebenarnya mereka juga punya hari dimana kecukupan mereka tidak mampu membahagiakan mereka. 

Hari ini kita dihadapkan pada keadaan yang sulit dimana istilah-istilah populer telah membenarkan kebiasaan buruk. Seperti misalnya kasus bully, dimana sebenarnya ini adalah kesalahan yang besar. Manusia hidup bersama dengan unsur kebersamaan dimana saling menghormati dan saling menghargai adalah cara yang baik untuk membuat sebuah hubungan dengan orang lain menjadi  lebih baik. Tetapi sekarang saat seseorang di-bully, terkadang orang yang menjadi bahan bully-an tersebut dibilang BAPER (bawa perasaan), dimana manusia tidak boleh menunjukkan rasa sakit hati. Di satu sisi, kasus bullying dibahas di banyak acara TV. Pada kenyataannya, kejadian bunuh diri karena merasa terhina tidak menghentikan orang lain untuk menghentikkan kegiatan bullying-nya tersebut. Sama seperti kejadian over dosis pada pengguna narkoba, atau kematian pada pemabuk juga tidak mampu menghentikkan kegiatan buruk yang mereka lakukan.

Manusia terlahir tidak tahu apa-apa, dan pada dasarnya memiliki rasa penasaran dan keingin-tahuan yang besar. Banyak di sekitar saya orang-orang yang memulai kegiatan yang membuat ketagihan pada awalnya adalah karena penasaran dan ingin coba-coba. Ada juga yang berkata, "Lebih baik muda merasakan agar tua tidak penasaran," dalam rangka untuk membela diri atas kejahatan yang mereka lakukan. Bahkan setelah bertahun-tahun mencoba, mereka bukannya puas malah terjerumus lebih dalam terperosok dan tenggelam ke dalam lubang hitam yang selalu menjerat. Dan saat itulah, saya walaupun sebagai kawan dekat tidak berani untuk menasihati, menegur, atau mencoba memberitahu apa yang mereka lakukan adalah TINDAKAN KRIMINAL.

Saya tidak pernah berharap mereka untuk ditangkap polisi, saya hanya berharap mereka bisa kembali memikirkan keluarga yang telah mereka khianati, sama seperti saat pertama kali saya ketahuan merokok oleh orang tua saya, dimana ibu saya sampai menangis di pinggir jalan. APALAGI JIKA MEREKA TAHU ANAK-ANAK YANG MEREKA PERCAYA TELAH MENGKONSUMSI BARANG HARAM, entah apa yang akan orang tua mereka katakan.

Setidaknya aturan yang ada di seluruh dunia ini dibuat demi membuat kehidupan ini lebih teratur dan lebih baik. Hanya orang-orang yang tidak berpendidikanlah yang memprovokasi kejahatan, dan berkata, "Aturan ada untuk dilanggar". Apakah kalian termasuk orang yang berpendidikan?

Thursday, April 9, 2015

Dunia Baru di Masa Kuliah

Banyak orang bilang kalau kuliah itu masa transisi manusia dari setengah matang menuju tiga-perempat matang. Di perkuliahan banyak juga yang dipelajari. Misalnya kita ketemu sama orang-orang dari berbagai daerah dengan kebiasaan yang jauh berbeda dengan kebiasaan kita dulu. Ada orang yang jadi lebih baik di masa kuliah, ada juga yang turun menjadi lebih buruk, apalagi untuk sebagian perantau yang baru mengenal dunia luar. Terkadang saya menemukan banyak orang yang sedang mencari jati dirinya yang baru di dunia perkuliahan. Bisa dibilang pencarian jati diri kedua setelah orang bilang masa SMP adalah masa mencari jati diri seseorang.

Saya melihat di sekitar saya apa yang diceritakan oleh orang tua yang sering saya ajak sharing pada saat masih di kampung halaman itu nyata dan saya membuktikan dengan kedua mata saya sendiri. Semua perasaan bercampur aduk, heran, sedih, bimbang, senang, bahagia, haus akan dunia, marah, semuanya jadi satu. Perubahan-perubahan yang saya tidak inginkan malah banyak terjadi di masa ini. Kesedihan yang mendalam melihat teman-teman yang dulu saya kenal bukanlah seperti teman-teman pada saat kami ngerumpi dulu di masa sekolah. Bahkan kawan yang sudah bersama dari semenjak pertama masuk sekolah dasar sampai sekarang-pun berubah. Ini yang tidak saya inginkan.

Pada masa kecil hingga sekarang, saya banyak melihat perubahan manusia. Dari kekanak-kanakan, hingga terkesan banyak gaya sampai akhirnya berubah lebih baik hingga kembali ke jalan yang tidak direstui mayoritas orang tua. Roda kehidupan ini terus berputar hingga manusia itu "kembali" atau sudah bingung harus berbuat apa saat menjadi orang yang sangat tua. Sebenarnya pengalaman sangat diperlukan di dalam kehidupan agar mengerti mana yang salah dan mana yang benar, tetapi ada beberapa pengalaman atau rasa keingintahuan yang harus sangat dihindari, karena jika anda berani-berani masuk ke lingkaran tersebut, anda seperti berada di lintasan bulat yang tidak mempunyai jalan menuju pit stop atau garis finish hingga anda celaka atau diselamatkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa melalui orang-orang di sekitar anda.

Rasa ingin tahu manusia mungkin sedang memuncak untuk kali ke sekian di masa ini. Meskipun pahit melihat kenyataan tersebut, tapi apa daya semua bukan hak saya untuk melarang segala sesuatunya. Mungkin hati dan emosi ini terkejut melihat semua perubahan manusia di sekeliling saya berubah, atau karena saya bukanlah mereka?

Setiap ada kawan yang datang dari kota lain, saya selalu bertanya-tanya tentang kehidupan perkuliahannya. Entah itu kehidupan sosial, maupun keadaan daerah yang ditinggali oleh kawan-kawan saya. Siapapun saya tanya bagaimana kehidupannya di sana, untuk mempelajari apa yang didapat kawan saya di daerah lain. Ternyata banyak juga yang mengalami kehidupan seperti ini, dimana terkadang seseorang harus bergabung sebagai minoritas diantara kaum mayoritas. Bahkan pernah saya berpendapat kalau dunia ini lebih mencintai keburukan pada jaman sekarang.

Dari kota kecil ke kota besar, ternyata inilah kerasnya kehidupan yang disebut-sebut oleh banyak orang. Ternyata stres dan kesedihan bercampur dengan bahagia dan suka cita di sini, ya sebenarnya perasaan seperti ini tidak beda jauh dengan waktu dulu, tetapi perasaan seperti ini datangnya lebih kuat. Saya melihat banyak orang yang berjuang untuk mencoba menjalani hidup sendiri dengan mengurangi atau merasa cukup dengan pemberian orang tua, tetapi tidak sedikit juga yang masih mencari arti bahagia di kehidupan dengan cara yang salah. Saya tidak 100% benar, saya di sini hanya mengamati karena saya masih berada di antara kedua golongan tadi.

Sering kali manusia terlalu mendengarkan apa yang orang lain mau. Media massa sekarang malah menjadi racun sekarang untuk banyak kelakuan buruk generasi muda. Sampai otak ini bingung harus memutar otak bagaimana lagi untuk mengajak kawan-kawan ini untuk meninggalkan hal-hal buruk yang bisa mengecewakan orang tua yang membesarkannya. Coretan-coretan kemurkaan dan kebodohan juga banyak saya temui di fasilitas umum. Banyak orang yang mencari "orang yang berpendidikan" tanpa melihat latar belakang kehidupan pendidikannya dan apa yang telah mereka jalani. Mungkin di sini fungsi KEPERCAYAAN adalah yang utama dengan percaya bahwa seseorang dapat berubah menjadi lebih baik.

Terkadang kebencian ini meluap dan ingin bertanya kepada seluruh kawan, "mengapa kalian berubah di saat kuliah?" tetapi kadang akal sehat menyadarkan emosi ini bahwa  itu bukanlah hak manusia untuk melarang manusia lain selain keluarganya. Saya hanya ingin mengungkapkan bahwa hidup itu hanya persinggahan seseorang menuju satu tujuan dan semua yang ada di alam semesta semata-mata hanyalah milik TUHAN YANG MAHA ESA.

Monday, March 2, 2015

Perubahan Kehidupan

Akhir-akhir ini banyak sekali perubahan di sekitar lingkungan yang dapat saya temui. Banyak sekali kejadian-kejadian buruk yang terjadi. Bisa dibilang lingkungan ini hampir ada di tahap "chaos", itulah saya menyebutnya seperti pada permainan konsol yang dulu sering saya mainkan. Di level "chaos" ini, sama saja dengan level "expert" pada jenis permainan lain. Perbedaannya adalah di level "chaos", sudah pasti orang-orang "expert" bisa bertahan dan menjalankan permainan, tetapi kejadian-kejadian yang terlihat adalah kejadian-kejadian dengan taraf kerusuhan yang tinggi. Bahkan sangat tinggi. Sehingga banyak sekali orang yang bingung cara masuk dalam permainan tersebut, bahkan bingung apa perannya dalam permainan tersebut.

Kehidupan, layaknya permainan. Pasti ada tamatnya. Dan tentu ada jalan ceritanya juga. Tidak mungkin tau-tau selesai tanpa dimainkan. Maka pada dasarnya kita sebagai manusia harus menyiapkan diri dalam menghadapi permainan demi permainan yang dilontarkan oleh musuh. Tetapi kadang kita memiliki kesulitan dalam memainkan peran di sebuah permainan. Dan jika kita mengalami kesulitan, maka ada sebuah buku yang berjudul "walkthrough"  yang bisa dikatakan contekan untuk menghadapi masalah di dalam permainan. Nah orang-orang jaman sekarang ini, termasuk saya tidak dapat dipungkiri, sering sekali jauh dari buku-buku tersebut. Sehingga "chaos" yang terjadi di dalam sebuah permainan semakin buruk, bahkan belum sempat tamat kita sudah ditamati duluan oleh sistem permainan tersebut.

Saya datang dan besar di Kota Cirebon, lalu menjalankan hidup, menjalankan hidup di Kota Depok, dimana kota tinggal saya kedua-duanya tidak luput dari banyak kerusuhan manusia. Di Kota Cirebon, saya biasa mendengar istilah geng motor, dan sekarang di Kota Depok, saya mulai agak sedikit sekali kenal dengan istilah pembegalan. Sampai-sampai suatu hari saya masuk ke toilet kampus, dan melihat ada sebuah coretan "Depok Berdarah". Yang membuat saya bingung adalah ketika orang-orang malah membicarakan dengan hinaannya tentang suatu keburukan yang sedang terjadi. Contohnya seperti "main-mainlah kemari, siapa tau tidak selamat" dan kesalnya ini sudah menjadi suatu kebiasaan yang sangat biasa di masyarakat. Padahal ada sebuah ungkapan yang berbunyi "mulutmu harimaumu, ucapanmu adalah doa", dan ini banyak sekali yang tidak mengerti akan kehadiran ungkapan-ungkapan bijak ini.

Saya juga mendapatkan review dari sumber yang dapat dipercaya, yang mengingatkan pada masa pemerintahan dulu. Kerusuhan terjadi dimana-dimana dengan sebuah embel-embel yang digembar-gemborkan seperti sebuah konspirasi terselubung dengan tingkat yang ssangat umum. Saya juga heran kenapa kejadian "chaos" yang seperti ini terulang kembali. Dan saya juga masih ingat cerita-cerita orang terdahulu dengan menghilangnya banyak manusia dan masyarakat yang meresahkan secara tersembunyi. Dan saya rasa itu cukup untuk membuat orang lebih bijaksana dalam mengambil tindakan dalam kehidupan. Kriminalitas juga berkurang, dengan mengorbankan 1-2 orang sumber penyakit, bisa menyelamatkan jutaan orang. Tetapi atas azas HAM, orang-orang jahat bermuka manis bersifat iblis ini terlindungi. Saya ingat dulu ketika saya masih dalam masa balita dan di bawah remaja, orang tua saya sering memarahi dan memberi hukuman saya jika saya melakukan kesalahan. Dan itu berfek kepada penanaman moral yang baik, yang dapat disimpulkan saya akan jera untuk melakukan hal yang sama. Tetapi ini kebalikannya. Dengan melindungi orang jahat yang kita anggap "orang-orang kita", sekalipun itu penjahat tetapi kata orang itu dihormati orang banyak, kapankah adanya kejeraan yang tertanam di hati orang-orang?

Doa saya untuk kehidupan ini, semoga cepat sembuh dan saling interospeksi diri satu sama lain. Masih ada jalan untuk berbuat kebaikan dan memperbaiki diri selama ada niat yang tulus dari dalam hati.